Kepala BMKG Sleman, Reni Kraningtyas menyatakan bahwa hujan es yang terjadi di Kota Jogja bersifat sangat lokal dengan radius sekitar 2 km, sebagai dampak pertumbuhan Awan Cumulonimbus lebih dari 10 km. Di mana saat udara hangat, lembab dan labil terjadi di permukaan bumi, maka pengaruh pemanasan bumi yang intens akibat radiasi matahari akan mengangkat massa udara tersebut ke atmosfer. Selanjutnya sampai di atmosfer, massa udara tersebut akan mengalami pendinginan. Setelah kondensasi, maka akan terbentuk titik-titik ait yang terlihat sebagai awan Cumulomnimbus. Oleh karena kuatnya energi dorongan ke atas, saat terjadi proses konveksi, maka puncak awan sangat tinggi hingga mencapai freezing level atau tingkat pembekuan dan akan membentuk kristal-kristal es dengan ukuran yang cukup besar
Awan cumulonimbus merupakan salah satu penyebab hujan es. Adanya arus konvektif vertikal yang kuat menyebabkan awan cumulonimbus tumbuh menjulang bahkan sampai mencapai lapisaan topopause dan melewati freezing level (ketinggian di lapisan atmosfer dengan suhu 0 derajat celcius yang membuat tetes-tetes air berubah menjadi es). Fase ini yang membedakan antara pembentukan antara pembentukan ahujan es dengan hujan pada umumnya. Setelah melewati fase tersebut, awan cumulonimbus yang disertai updraft kuat tersebut akan memicu terbentuknya hujan es (hall) yang sangat besar. Pada saat awan cumulonimbus mendapat down draft, maka hujan es akan turun ke permukaan bumi.
Hujan es memang fenomena yang keren untuk diamati, apalagi di negara teopis yang tak kenal salju, namun hujan es ekstrim memiliki tingkat bahaya yang besar ya, Geografella. Bahkan, sampai merusak kendaraan (menyebabkan lekukan pada mobil)
Jika hujan es, sektor pertanian memiliki intensitas cukup besar akan mengalami gagal panen, dapat terjadi seperti di India pada tahun 2020.
Lalu, apa hubungannya hujan es dengan climate change?
Dikarenakan hujan es bersifat lokal, pengamatan terhadap fenomena ini dan kaitannya dengan perubahan iklim cukup susah dibuktikan. Hal ini dikarenakan perubahan iklim mencakup wilayah global. Akan tetapi, perubahan iklim jelas mempengaruhi kelembapan tingkat rendah dan stabilitas arus konvektif, faktor-faktor yang membentuk hujan es. Dengan menggunakan modelling beberapa ahli memprediksi bahwa hujan es meningkat di beberapa tempat seperti Australia dan Eropa dan menurun di Asia Timur serta AS. Secara umum, intensitas hujan es diprediksi akan naik karena perubahan iklim.
Bagaimana agar kita bisa meningkatkan kesadaran diri terhadap climate change?
1. Speak Up
Peningkatan kesadaran perubahan iklim, dapat dilakukan dengan menyuarakan betapa penting dan mendesaknya isu ini, sehingga diharapkan masyarakat dan para stakeholder dapat merumuskan kebijakan yang memperhatikan perubahan iklim
2. Mengurangi Penggunaan Wadah Satu Kali Pakai
Langkah sederhana yang bisa dilakukan Geografella untuk mengurangi sampah plastik adalah menggunakan tumblr, membawa tas belanja sendiri, dan stop memakai sedotan plastik
3. Mengurangi Pembuangan Limbah Makanan
Mengurangi pembuangan limbah makanan, salah satu faktor penyebab perubahan iklim adalah meningkatnya gas CO2. Bersumber dari idntimes.com, sekitar 3,3 miliar metrik ton karbondikosida yang berasal dari limbah makanan.
Referensi:
Efendi, Usman., Anistia, M. H., dan Hanifa, N. R. (2017). Identifikasi Kejadian HUjan Es Berbasis Analisis Faktor Cuaca, Citra Satelit dan Model Numerik dengan Aplikasi GrADS. Diakses dari https://sinasinderaja.lapan.go.id
Raupach, T. H., Martius, O., Allen, J.T., dkk. (2021). The Effect of Climate Change on Hailstroms. Nat Rev Environ. Diakses dari https://doi.org.ezproxy.ugm.ac.id/10.1038/s43017-020-00133-9
Rasyid, Shani. (2021, Maret 3). Heboh Hujan Es Landa Yogyakarta, Begini Faktanya. Diakses dari htpps://www.merdeka.com/jateng/heboh-hujan-es-landa-yogyakarta-begini-faktanya.html?page=2
Tim Editor. (2019). Cara Bantu Kurangi Perubahan Iklim, Yuk Coba Hindari 4 Kebiasaan ini. Diakses melalui: https://www/idntimes/com/news/indonesia/lia:hutasoid-1/cara-bantu-kurangi-perubahan-iklim-yuk-coba-hindari-4-kebiasan-ini/4
The Wire Staff. (2020). Unseasonal Rains, Hail Damage Rabi Crops Across North India. Diakses melalui: https://science.thewire.in/environtment/unseasonal-rains-hail-damage-rabi-crops-across-north-india/